Sri Mulyani Cabut Jabatan Rafael Buntut Penyaniayaan Anaknya

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati telah memutuskan untuk memberhentikan Rafael Alun Trisambodo dari jabatannya sebagai Wakil Direktur Jenderal Pajak, setelah anaknya dilaporkan menjadi korban pemukulan oleh David, putra Rafael Alun Trisambodo. Keputusan penggantian tersebut diumumkan pada hari Rabu (24/02/2021) oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi persnya. Sri Mulyani mengatakan bahwa keputusan ini diambil setelah mendapat laporan tentang tindakan kekerasan yang dilakukan oleh putra Rafael Alun Trisambodo terhadap anak dari Ketua Gerakan Pemuda Anshor.

“Saya mengambil keputusan untuk memberhentikan Rafael Alun Trisambodo dari jabatannya sebagai Wakil Direktur Jenderal Pajak, setelah mendapat laporan bahwa anaknya telah melakukan tindakan kekerasan terhadap teman dekatnya yaitu David (17). Keputusan ini diambil sebagai tindakan tegas dari pemerintah dalam menghadapi masalah tindakan kekerasan yang merugikan orang lain,” ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers tersebut.

Baca juga selengkapnya : Berikut Penyebab Tiket Pesawat Jadi Mahal Banget Sekarang

Sri Mulyani juga menambahkan bahwa tindakan kekerasan yang dilakukan oleh anak Rafael Alun Trisambodo tidak dapat dibiarkan dan harus mendapatkan sanksi yang tegas. Dia juga menekankan bahwa semua warga negara Indonesia harus taat pada hukum dan tidak melakukan tindakan kekerasan atau tindakan merugikan orang lain. Penggantian Rafael Alun Trisambodo dari jabatannya sebagai Wakil Direktur Jenderal Pajak ini diharapkan dapat memberikan contoh yang baik bagi masyarakat Indonesia tentang pentingnya taat pada hukum dan tidak melakukan tindakan kekerasan.

Sementara itu, Sri Mulyani juga telah menunjuk Neilmaldrin Noor sebagai Pelaksana Tugas Wakil Direktur Jenderal Pajak. Neilmaldrin Noor sebelumnya menjabat sebagai Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan. Keputusan penggantian Rafael Alun Trisambodo dari jabatannya sebagai Wakil Direktur Jenderal Pajak ini mendapatkan dukungan dari masyarakat Indonesia, yang menilai bahwa tindakan kekerasan tidak dapat dibiarkan dan harus mendapatkan sanksi yang tegas dari pemerintah.

Keputusan Berani Sri Mulyani Hadirkan Pro Dan Kontra Dari Netizen

Namun, keputusan ini juga menuai pro dan kontra di kalangan publik. Ada yang mendukung keputusan Menteri Keuangan Sri Mulyani untuk memberhentikan Rafael Alun Trisambodo dari jabatannya sebagai Wakil Direktur Jenderal Pajak, namun ada juga yang merasa bahwa keputusan tersebut terlalu berlebihan dan harus dipertimbangkan kembali. Sebelumnya, David, anak Ketua GP Ansor, melaporkan bahwa dirinya menjadi korban pemukulan oleh putra Rafael Alun Trisambodo. Pihak kepolisian kemudian menangkap putra Rafael Alun Trisambodo dan saat ini masih menjalani proses hukum.

Keputusan Sri Mulyani untuk memberhentikan Rafael Alun Trisambodo dari jabatannya sebagai Wakil Direktur Jenderal Pajak juga menjadi sorotan publik karena posisi tersebut merupakan jabatan penting di Kementerian Keuangan. Namun, Mulyani menegaskan bahwa tindakan kekerasan tidak dapat dibiarkan dan harus diberikan sanksi yang tegas, terlepas dari jabatan atau posisi seseorang di pemerintahan.

“Kita harus bersikap tegas dalam menghadapi tindakan kekerasan, terlepas dari siapa pelakunya dan posisinya di pemerintahan. Saya berharap keputusan ini dapat memberikan contoh yang baik bagi masyarakat Indonesia tentang pentingnya taat pada hukum dan tidak melakukan tindakan kekerasan,” tambah Sri Mulyani. Sementara itu, Rafael Alun Trisambodo belum memberikan keterangan resmi terkait keputusan tersebut. Namun, ia telah menunjukkan kesediaannya untuk mematuhi keputusan pemerintah dan menerima sanksi yang diberikan.

Kasus kekerasan yang melibatkan putra Rafael Alun Trisambodo dan anak Ketua GP Ansor ini menjadi perhatian publik karena melibatkan dua orang yang memiliki posisi penting di pemerintahan. Keputusan tegas Menteri Keuangan Sri Mulyani untuk memberhentikan Rafael Alun Trisambodo dari jabatannya sebagai Wakil Direktur Jenderal Pajak diharapkan dapat memberikan efek jera bagi pelaku tindakan kekerasan dan memberikan contoh yang baik bagi masyarakat Indonesia dalam menghadapi masalah kekerasan.